Tugas Latihan Minggu ke 4
1.
Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada
minggu kedua
- Foto udara adalah foto permukaan bumi yang diperoleh dengan menggunakan pesawat terbang. Foto udara digunakan untuk analisis landform, karena dapat menghasilkan gambar 3D.
- Citra satelit adalah foto permukaan bumi yang menggunakan satelit dalam pengambilan foto. Citra satelit mayoritas tidak dapat menampilkan gambar 3D.
Dalam memutuskan memilih peta dasar untuk pembuatan peta tanah, beberapa hal yang perlu diperhatikan
1. Waktu pembuatan peta
2. Akurasi peta
3. Skala
Penentuan batas tanah
1. Metode Grid Kaku
2. Metode Fisiografis
3. Metode Grid Bebas
2.
Kerjakan bahan diskusi pada slide no 4 di bahan kuliah minggu 3
1.
Mengapa perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2 ?
Penentuan
luasan SPT terkecil 0,4 cm2 digunakan untuk mempermudah
perhitungan dan perbesaran keadaan yang sebenarnya dilapang yang telah di
bandingkan dengan skala peta. SPT 0,4 cm2 merupakan satuan terkecil
yang telah ditentukan, apabila nilainya lebih kecil dari 0,4 cm2 maka
peta sulit untuk didelineasi.
2.
Apakah dibenarkan kita membesarkan peta analog (misalnya peta tanah
cetak) dgn scanner/foto copy skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKAN !
Membesarkan
peta analog dengan scanner/fotocopy dari skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000
dibenarkan karena dengan skala yang kecil kenampakan-kenampakan bumi yang
terlihat sedikit dan luasannya kecil. Dengan perbesaran maka luasan permukaan
bumi menjadi lebih luas. Peta analog dapat dikonversi menjadi peta digital
dengan proses digitasi atau scan. Digitasi akan menghasilkan data vektor
sedangkan scan akan menghasilkan data berupa raster. Jika ingin mengubah peta
analog maka perlu melalui proses scanning atau menggunakan digitizer.
3.
Skala peta
1.
Berapa luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd
peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
a.
Eksplorasi (1 : 1000.000)
Luas sebenarnya : 0,8 cm2 x
(1000.000) 2 = 8000 ha.
b.
Tinjau (1 : 250.000)
Luas sebenarnya : 0,8 cm2 x
(250.000) 2 = 500 ha.
c.
Semi detil (1 : 50.000)
Luas sebenarnya : 0,8 cm2 x
(50.000) 2 = 20 ha
d.
Detil (1 : 25.000)
Luas sebenarnya : 0,8 cm2 x
(25.000) 2 = 5 ha
e.
Sangat Detil (1 : 5 000)
Luas sebenarnya : 0,8 cm2 x
(5.000) 2 = 0,2 ha.
2.
Berapa intensitas pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada
butir-butir di bawah?
a.
Eksplorasi (1 : 1000.000)
Survei
yang dilakukan untuk membuat peta ini dengan cara menggunakan helikopter atau
dilakukan sepanjang jalan, serta dengan bantuan interpretasi foto udara atau
citra satelit. Intensitas pengamatan sangat rendah dengan skala bervariasi dari
1 : 500.000 hingga 1 : 1.000.000.
b.
Tinjau (1 : 250.000)
Peta
tanah tinjau biasanya dibuat dengan skala 1 : 250.000. Satuan peta didasarkan
atas satuan tanah-bentuk lahan atau sistem lahan yang didelineasi melalui
interpretasi foto udara dan atau citra satelit. Pengamatan di lapangan kurang
lebih 1 untuk 12,5 km2.
c.
Semi detil (1 : 50.000)
Peta ini
dibuat dengan skala 1 : 50.000, dengan intensitas pengamatan sekitar 1 untuk
setiap 50 hektar, tergantung dari kerumitan bentang lahan. Biasanya dilakukan
dengan sistem grid yang dibantu oleh hasil interpretasi foto udara dan citra
satelit.
d.
Detil (1 : 25.000)
Peta
detil dibuat dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 10.000, digunakan untuk menyiapkan
pelaksanaan suatu proyek termasuk proyek konservasi tanah sehingga informasi
sifat dan ciri tanah diuraikan sedetail mungkin. Jumlah pengamatan untuk tanah
adalah sekitar 1 untuk setiap 2 ha sampai 12,5 ha.
e.
Sangat Detil (1 : 5 000)
Peta
tanah sangat detil mempunyai skala > 1 : 10.000. Pengamatannya dua atau
lebih untuk setiap hektarnya. Peta ini ditujukan untuk penelitian khusus,
misalnya untuk petak percobaan pertanian guna mempelajari variabilitas respons
tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar